Memahami Istilah Burn Out yang Berpotensi Menghambat Produktivitas
2025-01-28
Admin
Sering kali kita mendengar istilah burn out, masih asing terdengar dibandikan dengan istilah stres.
Sering kali kita mendengar istilah burn out, masih asing terdengar dibandikan dengan istilah stres. Mengenai stres, Bernadin (1990) memaparkan bahwa stres dalam lingkup kerja didefinisikan sebagai suatu situasi yang terbentuk karena adanya kerterkaitan interakasi antar faktor pekerjaan dengan faktor di dalam diri karyawan tersebut, sehingga kondisi itu berdampak pada kondisi fisiologis dan/atau psikologis, sehingga memaksa seseorang menyimpang dari fungsi normalnya. Stres sendiri erat kaitannya dengan produktivitas seseorang. Sebab, stress mempengaruhi kesehatan fisik dan berpotensi mempengaruhi produktivitas seseorang.
Menarik dari pemaparan di atas, burn out merupakan salah satu jenis stres. Pandangan ahli, yaitu Baron dan Greenberg (1990) menyatakan
“Burn out adalah suatu sindrom kelelahan emosional, fisik, dan mental, ditunjang oleh perasaan rendahnya self esteem, dan self efficacy, disebakan penderitaan stress yang intens dan berkepanjangan”
Lalu, bagaimana mengetahui seseorang sedang mengalami burn out?
Lagi-lagi, Baron dan Greenberg memberikan penjelasan mengenai gambaran serta karakteristik orang-orang yang sedang mengamali burn out, yaitu mengalami kelelahan fisik; kekurangan energi dan merasa lelah sepanjang waktu; adanya keluhan fisik seperti sakit kepala, mual, susah tidur, dan mengalami perubahan kebiasaan makan
Mengalami kelelahan emosional seperti depresi atau perasaan tidak berdaya; sering menunjukkan kelelahan sikap atau mental seperti sinis, bersifat negatif, atau merugikan diri sendiri.
Terakhir yaitu adanya penghargaan diri yang rendah seperti merasa tidak mampu menyelesaikan tugas yang sudah berlalu dengan baik ataupun di masa depan.
Kondisi ini yang sangat mempengaruhi psikologis sesorang dan akan berdampak besar pada penurunan produktivitas, karena hal itu juga akan mempengaruhi kualitas mood seseorang.
Bukan suatu hal yang menyenangkan jika kita berada di posisi ini. Akan banyak hal yang terkena imbasnya jika kita tidak bergerak untuk memperbaiki keadaan diri kita sendiri.
Kunci utama dalam memperbaikinya yaitu memperbaiki kondisi fisik dan perasaan.
Banyak yang dapat dilakukan untuk tidak bertahan dikondisi burn out seperti mencari seseorang untuk diajak berbicara, rehat sejenak dari kesibukan, atau bahkan dengan memberikan diri sendiri me time.
Mood seseorang akan menjadi positif kembali ketika autoimmune dalam dirinya meningkat, lakukanlah hal-hal yang membuat anda senang, seperti melakukan hobi, memakan makanan favorite, mendengarkan lagu, dan lain sebagainya.
Namun, jangan lupakan kesehatan fisik yang dapat menunjang berjalannya kegiatan dengan maksimal. Menurut Zaky (2020) dalam penelitiannya dijelaskan bahwa untuk mengembalikan mood positif yaitu dengan melakukan latihan fisik (latihan moderat selama 150 menit per minggu). Aktifitas fisik ini merupakan salah satu solusi yang ditawarkan dalam upaya meningkatkan mood.
Jika, anda merasa karakeristik tersebut terjadi bukan pada diri anda, melainkan seseorang di sekitar anda, maka lakukanlah dukungan sosial kepadanya, berikan ruang berbicara, ataupun memberikan apresiasi kepadanya.
Perlu kita ingatt, paparan di atas hanya untuk melihat gambaran secara umum. Untuk mengetahhu keadaan dengan pasti, kita harus mengkonfirmasi kepada ahli dibidangnya agar tidak adanya keslahan diagnosis karena self diagnosis. rfbrtbfgbrbdrfb
Artikel Lainnya
Menu :
Group Kami :
Kunjungi Kami
Jl. Boulevard Bintaro Jaya, Kebayoran Arcade 5 Blok F5 No.19, Bintaro Sektor 7, Kec. Pondok Aren, Tangerang Selatan
Jam Kerja : 08.30 - 16.30
021-74866390