Sampai saat ini belum banyak yang tahu kalau desain interior bukan hanya memberi sebuah desain yang menarik saja.

 Proses berpikir yang dilalui oleh desainer merupakan tahap untuk menentukan kegunaan, keinginan, dan berbagai segi lain untuk menunjang sebuah desain tersebut. 

Estetika sebuah ruangan atau gedung memang merupakan hal mencolok yang dapat dirasakan dalam pembuat suatu desain. Seorang desain interior bukan hanya menampilkan segi estetika semata, namun segi lain yang tidak kasat mata tapi memiliki banyak manfaat dalam pemanfaatan ruangnya.

Nilai estetika yang berorientasi pada segi dekorasi akan bisa dikalahkan oleh nilai psikologi desain. Psikologi desain akan memberikan suatu hal yang dapat menyatukan ruang dengan benda, membangkitkan memori terpendam, menyampaikan suatu maksud dan tujuan, menampilkan suatu target sebuah desain, dan bahkan elemen desain seperti garis dan warna akan membantu menentukan image atau mem-branding suatu interior (Ruki dan Setiawan, 2014).

Dalam kasus lain, seperti halnya saat kita ingin mendesain suatu ruangan, kita pasti menginginkan setiap incinya dapat dimanfaatkan secara efektif dan tepat guna. 

Pada tangan desain interior sebuah ruangan luas tidak akan terlihat sebagai ruang yang memiliki banyak space kosong sehingga tidak terbuang sia-sia, bukan juga menjadi ruangan yang penuh sesak dengan memadatkan segala furniture di dalam ruangan. 

Hal itu juga berlaku bagi kebutuhan yang sama di ruang yang lebih kecil. Kebutuhan suatu ruangan akan tetap sama walaupun luas ruangan yang berbeda. Karena desain interior akan memanfaat ruang dengan mempertimbangkan kegunaan, kenyamanan, dan keindahan.

Membahas mengenai fungsi atau kegunaan, perlu diketahui bahwa prinsip kerja desain interior adalah sisi fungsionalnya (Anggriani, 2006). Seorang desainer akan menganalisis dengan bertanya apa kebutuhan seseorang tersebut agar hasil desain tepat dan bermanfaat.

Sehingga bukan hanya memenuhi ruangan dengan berbagai dekorasi. Tetapi juga menyeimbangkan kebutuhan dan menambahkan dekorasi sebagai penunjang kebutuhan dan kenyamanan desain. Hal tersebut akan meminimalisir banyaknya penumpukan barang dalam suatu ruangan.

Ketika hal tersebut tidak dipertimbangkan akan berdampak pada kenyamanan dan efektivitas suatu ruangan. Barang-barang yang kurang bermanfaat baiknya tidak dipaksakan menumpuk, jika hanya untuk dekorasi maka pertimbangan pada poin pertama yaitu nilai psikologi desain.

Kenyamanan seseorang merupakan hal utama yang harus dipikirkan dalam pembuatan sebuah desain. Kenyamaan dalam desain akan ditentukan juga oleh kegunaan desain dan target sasaran desain. Desain kantor akan diarahkan pada kenyamanan bekerja, lain hal nya dengan kenyamanan dalam desain coffee shop.

Wahh, ternyata banyak juga yang diperhatikan dalam pembuatan desain interior. Jadi, gimana nih? udah tahu kan kalau desain interior bukan hanya menampilkan keindahan dan dekorasi saja?